Selasa, 17 Desember 2013

Rabu, 04 Desember 2013

Sabtu, 05 Oktober 2013

Selasa, 24 September 2013

Membuat Kurva-S [Manajemen Proyek]

Akhirnya gue mengerjakan Proyek Akhir juga. Apa itu Proyek Akhir? Proyek Akhir itu Skripsinya Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang ambil studi D3. Lalu apa hubungannya dengan judul post ini?

Nah, begini ceritanya. Judul Proyek Akhir gue “Studi Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Menggunakan Batu Bata Ringan Citicon Dengan Batu Bata Merah  Proyek Pembangunan Rumah Dua Lantai Perumahan Araya Kavling 43 & 45”, panjang ya? Karena menurut gue yang panjang itu pasti keren!

Nah, seperti yang tertera dalam judul, gue membahas tentang biaya dan waktu. Untuk perhitungan biaya proyek, teman-teman dapat membaca di post gue sebelumnya tentang cara-cara perhitungan RAB (klik disini). Setelah perhitungan RAB, para kontraktor harus meneruskan pekerjaannya menghitung RAP atau Rencana Anggaran Pelaksanaan. RAP kebutuhan material dan tenaga secara detail untuk menyelesaikan suatu bangunan, atau dapat juga dimaksud dengan penjabaran dari RAB (Rencana Anggaran Biaya). Pada umumnya RAB digunakan untuk mengajukan penawaran pekerjaan borongan, sedangkan RAP digunakan untuk menentukan jumlah material dan tenaga dalam pelaksanaan pembangunan.

Kemudian setelah jumlah duit berhasil diketahui, maka kontraktor dapat melangkah ke pembuatan kurva S. Untuk contoh mudahnya saya ambilkan dari proyek yang kapasitasnya kecil (gue belum dapat persetujuan untuk mempublikasikan RAB, RAP dan kurva S proyek yang gue gunakan sebagai obyek Proyek Akhir. Sori…).

Tapi sebelum itu, mari kita kenal dulu apa itu kurva S atau dalam bahasa kerennya disebut S-Curve. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.

Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.



Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.



Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:



Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:



Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya, dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada gambar di bawah ini.


klik untuk perbesar

Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan menjadi 6 minggu). Mungkin bagi para ahli manajemen proyek, ini bukan hal yang sulit namun bagi gue hal ini cukup membuat gue tidak bisa tidur semalaman.

Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.

Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu.

Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:

51 m3 x 6,7 = 341,7 m2

Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:



Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:



Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0,965 %.



Nah, sekarang sudah dapat kita ketahui darimana angka 0,965 di gambar time schedule di atas dan bagaimana cara alokasi waktu enam minggu untuk pekerjaan beton/dinding.

Minggu, 15 September 2013

Tutorial Cara Menampilkan Diagram Interaksi Kolom pada SAP2000 v. 14


 Tutorial Cara Menampilkan Diagram Interaksi Kolom pada SAP2000 v. 14 + Download File
Bagi anda yang sudah pernah mengambil mata kuliah struktur beton tentu sudah di ajarkan bagaimana cara membuat diagram interaksi kolom pada beton, maka untuktutorial kali ini akan kami ajarkan kepada anda-anda kabeh bagaimana cara menampilkan diagram interaksi kolom pada SAP2000 versi 14, simak tutorial berikut.., , monggo.., sip…. 
1. Siapkan file SAP anda… [wah aku belum punya filenyae mas.., jangan khawatir, argajogja menyediakan file sapnya, contoh rumah tinggal 2 lantai.
2. Lalu buka file tesebut dengan program SAP anda.., file-open, kemudian lakukan perintah run atau tekan f5,


3. Tampilkan hasil design struktur, caranya ikuti perintah berikut
 Tutorial Cara Menampilkan Diagram Interaksi Kolom pada SAP2000 v. 14 + Download File
4. Ubah satuan menjadi Nmm, lihat gambar dibawah
 Tutorial Cara Menampilkan Diagram Interaksi Kolom pada SAP2000 v. 14 + Download File
5. Klik kanan pada batang kolom, lalu pilih interaction,  lihat gambar berikut, perhatikan urutan nomornya…!
 Tutorial Cara Menampilkan Diagram Interaksi Kolom pada SAP2000 v. 14 + Download File
Selesai.

MENCARI GAYA BATANG DENGAN SAP2000 V 7

Geometri dan bebannya sama dengan posting sebelumnya “ menggambar Cremona rangka batang”. Akan dicheck apakah hasilnya sama dengan output yang diberikan oleh SAP2000. Untuk program SAP2000 nya sendiri menggunakan versi 7.4 (student version), versi paling jadul sebenarnya mengingat saat ini SAP telah mencapai versi ke 14. Tetapi nilai positifnya SAP student version merupakan versi gratis yang resmi/legal yang dikeluarkan oleh CSI Berkeley alias bukan program bajakan.


Sudut 300
Buka program SAP nya
Atur satuan pilih kgf-m
Mengambar geometri dengan bantuan template yang di sediakan SAP
File > New Model From Template
Masukkan data :
Number of Bay                 : 6 ( jumlah bentang bawah )
Truss By Leght                   : 2 ( panjang masing2 bentang )
Height of Truss                  : 3.4641 ( tinggi rangka = panjang t3 = 6 * tan 300 )
Close jendela 3 D view, gunakan X – Z Plane
Selanjutnya mengedit gambar agar sesuai dengan konfigurasi soal
Aktifkan Set Intersecting Line Select Mode
Klik kiri tahan dan tarik memotong semua elemen diagonal
Semua elemen yang di lewati garis akan terpilih ditandai dengan gambar putus2, delete semua batang diagonal karena tidak dibutuhkan.
Selanjutnya menggambar elemen batang atas
Aktifkan Draw Frame element, lakukan penggambaran seperti berikut
Hapus elemen2 dan nodal berikut
Membagi elemen batang atas menjadi 3 bagian sama panjang
Select batang atas
Edit > Divide Frame
Divide Into          : 3 ( membagi menjadi 3 frame )
Last First Ratio   : 1
Selesaikan konfigurasi gambar
Memberi notasi pada batang
Ctr + E  , menampilkan set element
Pada bagian frame beri centang pada Labels
Tampak notasi/penomeran batang belum berurutan.
Hal ini akan menyulitkan nantinya sewaktu membaca hasil keluaran SAP dan membandingkannya dengan manual.
Untuk itu notasi batang harus diurutkan, dengan cara select semua batang bawah kemudian
Edit > Change Labels
Pada bagian frame
Prefix                    : B
Next Number    : 1
Increment           : 1
Pada Relabel Order
First       : X
Second : Z
Untuk batang atas
Batang Tegak
Batang Diagonal
Memasukkan data beban
Select nodal tepi pada tumpuan
Kemudian Assign > Joint Static Loads > Forces
Atau klik simbol     pada menu bar
Masukan data Force Global Z      : -100
Masukan beban terpusat 200 kg pada nodal atas yang lain, terlebih dahulu select semua nodal/simpul batang atas kecuali nodal tepi.
Masukan data Force Global Z      : -200
Pada rangka batang/truss adalah struktur yang dalam asumsinya mempunyai sambungan batang berupa sendi-sendi sehingga gaya-gaya internal batang hanya gaya aksial saja. Sedangkan SAP secara default akan menganggap hubungan antar elemen adalah menerus (full), sehingga terjadi momen dan gaya geser. Untuk membuat hubungan antar elemen berupa sambungan sendi-sendi, digunakan option release. Caranya pilih dahulu semua element melalui menu Select > Select > All, lalu realease d.o.f ujung element yang berkaitan dengan moment 33. Caranya pilih Assign > Frame > Releases
Pada kotak dialog Frame Releases aktifkan option Start dan End pada baris Moment 33 (Mayor)
Frames setelah di releases
Pada tahan analisis umumnya berat sendiri struktur diabaikan/tidak dihitung sehingga informasi luas penampang dan jenis material  tidak diperlukan, sementara SAP2000 secara default akan menghitung secara otomatis berat sendiri struktur. Maka agar SAP2000 tidak menghitung berat sendiri struktur perlu didefinisikan pada menu Define > Static Load Case, kemudian pada kotak dialogDefine Static Load Case Names gantilah Self Weight Multiplier = 0,  lalu Change Load
Melakukan analisis
1. Klik menu Analyze > Set Analysis Options.
2. Kik Plane Frame – XZ Plane, kemudian klik OK.
3. Klik kembali menu Analyze > Run
4. tunggu sesaat selama program melakukan analisis
5. bila SAP tidak menemui kesalahan maka akan muncul pesan ANALYSIS COMPLETE
6. kill Ok, maka SAP akan menampilkan bentuk terdeformasi struktur
7. Kita dapat melihat hasil dari analisis dengan meng-klik salah satu icon berikut.
8. menampilkan reaksi perletakan
9. menampilkan gaya axial batang
Jika sulit terbaca ganti tampilan diagram dalam bentuk Fill Diagram
Warna merah menunjukkan batang tekan
Warna kuning menunjukkan batang tarik
Untuk mengetahui nilai gaya batangnya, bawa pointer mendekati salah satu batang yang ingin ditinjau kemudian klik kanan
Misalnya untuk batang A2
Batang B2
Cara lain untuk melihat hasil analisis SAP adalah mengirim hasil proses ke printer untuk dicetak atau ke bentuk file teks sehingga dapat dibaca dengan program editor yang ada.
Gunakan menu File > Print Output Tables
Pada kotak dialog Print Output Tables pilih option hasil yang ingin dicetak
Jika option Print to File tidak diaktifkan maka SAP akan langsung mengirim hasil analisis ke printer untuk dicetak.
Jika option Print to File diaktifkan SAP akan mencetak ke dalam bentuk file dengan ekstension*.txt., dan bisadibuka dengan program Notepad

RESULTS COMPARISON
NO
FRAME
MANUAL
PROGRAM
PERCENT
CREMONA
SAP2000
DIFFERENCE
1
A1
-1000
-1000
0%
2
A2
-800
-800
0%
3
A3
-800
-800
0%
4
A4
-800
-800
0%
5
A5
-800
-800
0%
6
A6
-1000
-1000
0%
7
B1
866.03
866.03
0%
8
B2
866.03
866.03
0%
9
B3
519.62
519.62
0%
10
B4
519.62
519.62
0%
11
B5
866.03
866.03
0%
12
B6
866.03
866.03
0%
13
D1
-200
-200
0%
14
D2
346.41
346.41
0%
15
D3
346.41
346.41
0%
16
D4
-200
-200
0%
17
T1
0
0
0%
18
T2
-200
-200
0%
19
T3
0
0
0%
20
T4
-200
-200
0%
21
T5
0
0
0%

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com